Test Footer

Tuesday, November 5, 2013

Apakah penyimpangan sebagian orang dalam manhaj da’wah mengeluarkan mereka dari lingkup ahlussunnah wal jama'a?



Apakah penyimpangan sebagian orang dalam manhaj da’wah mengeluarkan mereka dari lingkup ahlussunnah wal jama'a?

Jawaban  : Tidak diragukan lagi bahwa ahlussunnah mempunyai manhaj yang jelas dalam da’wah dan pokok-pokok da’wah, manhaj yang jelas dan tetap. Maka siapa saja yang menyalahi ahlussunnah dalam manhaj ini, atau sebagian pokok-pokoknya yang umum, tidak diragukan lagi bahwa dia telah menyelisihi ahlussunnah, tapi apakah setiap penyimpangan mengeluarkan orang dari aqidah ahlussunnah.?, telah disebutkan tadi (lihat jawaban syeikh pada soal no 2. peny).
     Terkadang kesalahan itu jelas bahwa itu bukan pendapat ahlussunnah, tapi kita tidak bisa menghukumi dia keluar dari aqidah ahlussunnah, karena kita harus bedakan antara ucapan dan orang yang mengucapkannya sebagaimana yang kalian ketahui. Adapun ucapan,  kita bisa hukumi bahwa itu bukan pendapat ahlussunnah, seperti orang yang mencela pemerintah serta menyebarkan aib-aib pemerintah, menghasut manusia untuk
memberontak atau bahkan mengkafirkan pemerintah walaupun kenyataaannya tidak kafir . Pemimpin-pemimpin umat Islam pada umumnya -alhamdulillah- menonjolkan hukum Islam, maka tidak boleh kita menghukumi mereka (para pemimpin)dengan kekufuran, walaupun kita dapati mereka berbuat maksiat. Adapun pemimpin yang jelas-jelas membela agama dan mendakwahkannya, sebagaimana di negara Saudi ini,  juga di negara lainnya, maka tidaklah mencela mereka kecuali para ahlul bid’ah, tidak ada yang memalingkan manusia dari mereka kecuali pengikut hawa nafsu, karena tak ada seorangpun yang ma’shum, baik itu pemerintah atau ulama atau para penuntut ilmu.
     Barang siapa yang menyalahi pokok-pokok manhaj ahlussunnah dalam da’wah  kita sifati perkataan mereka bahwa "itu bukan pendapat dan manhaj ahlussunnah". Kita harus melihat keadaan orang yang menyimpang itu, apabila sunnah lebih dominan pada dirinya dan dia berusaha keras untuk mewujudkannya, kita katakan pada dia :’ anda salah”, kemudian kita bersabar dan menasehatinya.
     Adapun jika dia menyalahi seluruh aqidah dan manhaj ahlussunnah, tidak mau peduli dengannya tapi justru cenderung dekat dengan ahlul bid'ah, bahkan berusaha keras untuk memalingkan manusia dari aqidah ahlusunnah kepada manhaj lain yang menyimpang,  seperti manhaj Khawarij dan manhaj bid'ah lainnya, maka tidak ragu lagi bahwa itu adalah penyimpangan dari sunnah, bahkan penyimpangan dari pokok-pokok manhaj ahlusunnah. Karena manhaj dalam dakwah bercabang-cabang dan itu melihat kepada mashlahat dan mafsadah, jadi tidak ragu lagi orang yang menyalahinya telah meruntuhkan sebagian pokok-pokok aqidah ahlussunnah, seperti berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin, bersabar terhadap penguasa walaupun mereka berbuat dzolim dan lemah lembut dalam berdakwah. Tapi seseorang yang banyak kebaikannya kemudian dia salah dalam beberapa masalah, kita harus sabar terhadap dia dan menasehatinya. Beda dengan orang yang berada pada garis ahlul bid’ah yang menyimpang dari manhaj ahlussunnah dan bersikeras atas kesalahannya, maka jelas dia bukan ahlussunnah.