Apakah penyimpangan
sebagian orang dalam manhaj da’wah mengeluarkan mereka dari lingkup ahlussunnah
wal jama'a?
Jawaban : Tidak
diragukan lagi bahwa ahlussunnah mempunyai manhaj yang jelas dalam da’wah dan
pokok-pokok da’wah, manhaj yang jelas dan tetap. Maka siapa saja yang menyalahi
ahlussunnah dalam manhaj ini, atau sebagian pokok-pokoknya yang umum, tidak
diragukan lagi bahwa dia telah menyelisihi ahlussunnah, tapi apakah setiap
penyimpangan mengeluarkan orang dari aqidah ahlussunnah.?, telah disebutkan
tadi (lihat jawaban syeikh pada soal no 2. peny).
Terkadang kesalahan itu jelas bahwa itu
bukan pendapat ahlussunnah, tapi kita tidak bisa menghukumi dia keluar dari
aqidah ahlussunnah, karena kita harus bedakan antara ucapan dan orang yang
mengucapkannya sebagaimana yang kalian ketahui. Adapun ucapan, kita bisa hukumi
bahwa itu bukan pendapat ahlussunnah, seperti orang yang mencela pemerintah
serta menyebarkan aib-aib pemerintah, menghasut manusia untuk
memberontak atau bahkan
mengkafirkan pemerintah walaupun kenyataaannya tidak kafir . Pemimpin-pemimpin
umat Islam pada umumnya -alhamdulillah- menonjolkan hukum Islam, maka tidak
boleh kita menghukumi mereka (para pemimpin)dengan kekufuran, walaupun kita
dapati mereka berbuat maksiat. Adapun pemimpin yang jelas-jelas membela agama
dan mendakwahkannya, sebagaimana di negara Saudi ini, juga di negara lainnya, maka tidaklah mencela
mereka kecuali para ahlul bid’ah, tidak ada yang memalingkan manusia dari
mereka kecuali pengikut hawa nafsu, karena tak ada seorangpun yang ma’shum,
baik itu pemerintah atau ulama atau para penuntut ilmu.
Barang siapa yang menyalahi pokok-pokok
manhaj ahlussunnah dalam da’wah kita
sifati perkataan mereka bahwa "itu bukan pendapat dan manhaj
ahlussunnah". Kita harus melihat keadaan orang yang menyimpang itu,
apabila sunnah lebih dominan pada dirinya dan dia berusaha keras untuk mewujudkannya,
kita katakan pada dia :’ anda salah”, kemudian kita bersabar dan menasehatinya.
Adapun jika dia menyalahi seluruh
aqidah dan manhaj ahlussunnah, tidak mau peduli dengannya tapi justru cenderung
dekat dengan ahlul bid'ah, bahkan berusaha keras untuk memalingkan manusia dari
aqidah ahlusunnah kepada manhaj lain yang menyimpang, seperti manhaj Khawarij dan manhaj bid'ah
lainnya, maka tidak ragu lagi bahwa itu adalah penyimpangan dari sunnah, bahkan
penyimpangan dari pokok-pokok manhaj ahlusunnah. Karena manhaj dalam dakwah
bercabang-cabang dan itu melihat kepada mashlahat dan mafsadah, jadi tidak ragu
lagi orang yang menyalahinya telah meruntuhkan sebagian pokok-pokok aqidah
ahlussunnah, seperti berpegang teguh dengan jamaah kaum muslimin, bersabar
terhadap penguasa walaupun mereka berbuat dzolim dan lemah lembut dalam
berdakwah. Tapi seseorang yang banyak kebaikannya kemudian dia salah dalam
beberapa masalah, kita harus sabar terhadap dia dan menasehatinya. Beda dengan
orang yang berada pada garis ahlul bid’ah yang menyimpang dari manhaj
ahlussunnah dan bersikeras atas kesalahannya, maka jelas dia bukan ahlussunnah.