Test Footer

Saturday, July 27, 2013

Ilmu Pengetahuan ''11 Tokoh Indonesia Yang Sukses tanpa Ijazah''

11 Tokoh Indonesia yang Sukses Tanpa Ijazah

¤1. Andy F. Noya
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang
menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD
Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini
sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM
Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia
tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur
semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai
jalan hidup saya,”?tutur Andy.

¤2. Adam Malik
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah
ngenyam bangku sekolah.

¤3. M. H. Ainun Najib
Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan
formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’
dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan
‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga
studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA
Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di
luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam
sebutan (multifungsi).

¤4. Abdullah Gymnastiar
>>>Ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusaha
besar) tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan
sampai saat ini belum mengambil ijazahnya.

5. Ajip Rosidi
>>>Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar
kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa
banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya
tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa
ijazah”?. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca
dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil
sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang
tidak punya ijazah SMA, pada usia 29 th diangkat sebagai dosen
luar biasa Fakultas Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur
Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan
akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang
sampai pensiun. Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
>>>Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
>>>Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
>>>Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)

¤6. Bob Sadino
>>>Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup
berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.
Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur
19 th mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena
saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan.
Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk
berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam
perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama
kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota
Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di
Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami
Soejoed.
Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia
membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an.
Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,
Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah
beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob
memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki
tekad untuk bekerja secara mandiri.

¤7. Andrie Wongso
>>>Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga
miskin di kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus
berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie
kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak
Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil
hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu
orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-
toko dan pasar.

¤8. Purdi E Chandra
>>>Sosok Purdi E. Chandrakini dikenal sebagai pengusaha yang
sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang
didirikannya bahkan masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang
di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 rb siswa tiap th.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan
kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang
pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah
yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra
Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP
Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia
merasa tidak mendapatkan apa2 dengan pola kuliah yang
menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar
sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang
penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku
kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang
Primagama di seluruh Indonesia.

0 comments:

Post a Comment